Assalamualaikum Beijing : Mengenalkan Arti Cinta

Cinta itu tak ada habisnya untuk dikupas. Banyak sisi yang bisa diceritakan mengenai cinta. Berbagai versi menjadi legenda cerita cinta. Seperti dalam buku Asma Nadia, Assalamualaikum Beijing. Bagaimana penulis dengan piawai bertutur tentang legenda cinta Ashima dan Ahei yang menginspirasi Zhongwen untuk mendapatkan cinta seperti mereka.
sumber : goodreads.com

Seorang reporter wanita bernama Asmara ditugaskan meliput ke negara Tirai Bambu, China Daratan. Dia menggantikan seorang reporter senior. Sebuah pertemuan pun terjadi antara Asma dan lelaki sipit yang berahang tegas bernama Zhongwen. Percakapan dibuka ketika Asma bertanya tujuan yang belum dia ketahui. Mereka duduk bersisian. Dan entah kenapa, Zhongwen begitu saja menceritakan tentang legenda Ashima dan Ahei. Sampai mereka harus berpisah dan cerita belum selesai. Lelaki itu memberikan kartu nama kepada Asma. Namun, kartu nama itu hilang. itu menajadikan komunikasi menjadi terputus.
Asma yang dipangil Ra oleh Dewa terpaksa harus mengubur pernikahan yang tinggal menunggu hari. Undangan telah disebar. Semua persiapan sudah siap. Apa yang terjadi? Dewa terjerumus ke dalam malam dingin yang mengantarkannya kepada hubungan terlarang. Kecantikan Anita meluluhkan kelelakian Dewa. Lelaki mana yang tidak terhipnotis akan lekuk tubuh Anita. Dewa menaruh benih dalam rahim Anita.
Asma kembali ke Indonesia dengan meninggalkan bekas di hati Zhongwen. Namun, Zhongwen masih terlalu dini mengakui bahwa itu cinta. Komunikasi tak terputus. Mereka berdua masih berhubungan melalui chating atau Skype. Hubungan itu mengantarkan Zhongwen kepada Islam.
Asma terkena APS ( Antiphospholipid Antibody Syndrome) yaitu penyakit penggumpalan darah yang diakibatkan terganggunya sistem pembekuan darah. Karena penyakit ini, kondisi Asma memburuk. Ketulian sementara dan kelumpuhan dideritanya. Asma bolak-balik ke Rumah Sakit. Setelah di rumah dia juga harus rutin menerima suntikan pengencer darah.
Karena penyakitnya, Asma menjauh dari Zhongwen. Dia tak mau memberikan kekecewaan kepada dirinya maupun kepada Zhongwen. Dia khawatir karena penyakitnya, cintanya akan berakhir dengan tragis.
Di sisi lain, pria china itu terus mendalami Islam dan perlahan cinta bersemi. Cintanya kepada Ashimanya. Walaupun, Asma perlahan menjauh. Dia tetap mengirimi Asma post card seperti biasa dengan latar tempat wisata yang dikunjunginya.
Akhirnya, Zhongwen mantap menjadikan Islam sebagai jalan hidupnya walaupun dia harus mendapatkan konsekuensi diusir oleh keluarganya.  Dia pun menyusul Asma ke Indonesia.
Sementara itu, Dewa merencanakan akan mengakhiri pernikahannya setelah anak yang dikandung Anita lahir. Dia terus bersikap dingin kepada Anita. Sampai Anita nekad bunuh diri untuk mendapatkan perhatian Dewa. Untungnya Anita selamat. Bukannya meluluhkan hati Dewa. Dewa malah semakin mantap meninggalkan Anita.
Kondisi Asma membaik. Namun, ia harus mendapatkan perawatan di rumah. Untungnya ia memilki mama dan sahabat yang selalu ada untuknya. Asma memutuskan untuk fokus menebarkan kebaikan dan semangatnya kepada sesama orang yang mengidap penyakit berbahaya. Selain itu, ia juga bertekad menyelesaikan novel yang akan dipersembahkan untuk mamanya.
Dewa syok mengetahui kondisi Asma yang turun drastis. Bayangan hidup bahagia setelah melepas Anita menjadi kabur. Dia tidak siap kalau harus menghabiskan sisa waktunya hanya mengurusi pendamping penyakitan. Namun, Zhongwen menerima Asma apa adanya. Hanya Asma dan mama Asma yang dimiliki Zhongwen setelah Asma syah menjadi istrinya.
Setelah menikah, Asma masuk rumah sakit dan koma dengan waktu yang lama. Zhongwen dengan setia menemani istrinya. Sampai ketika sadar Asma tidak mengenal siapa pun. Ia tidak tahu kalau Zhongwen sudah menjadi suaminya. Asma harus belajar membaca dan bahasa lagi dari awal. Dengan telaten Zhongwen, mama, dan sahabatnya menemai Asma. Akhirnya Asma bisa kembali ke rumah dan membangun rumah tangga bersama Zhongwen. Sementara itu, Dewa kembali kepada Anita dan buah hatinya.
Dengan bahasa yang renyah dan mudah dicerna oleh siapa saja, Penulis, Bunda Asma, dengan piawai memberikan inspirasi kepada pembaca bagaiman arti cinta yang sesungguhnya melalui penerimaan Zhongwen yang begitu tulus dan didasarkan dengan cinta kepada sang Maha Pencipta. Lagi-lagi, Bunda Asma mampu melarutkan pembaca dalam novelnya!

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Buat Teteh

Merdeka Belajar Meski Covid-19 Mengakar

Memaafkan Diri Sendiri