Hikmah di Balik Avengers: Endgame

Siapa yang gak tahu film Endgame. Film yang merupakan bagian dari sekuel Mavel Comic Universe (MCU) ini berhasil menyusul Titanic sebagai film dengan revenue terbanyak. The last I heard, It's been millions dollar. Semua menunggu film kumpulan para hero marvel ini ampe presale-nya aja ludes. Pertama rilis 24 April lalu, beberapa hari, semua bioskop nayangin Endgame almost 24 jam, termasuk di Bandung, tempat gue tinggal.

Gue yang gak terlalu tahu film Marvel dan memang gak ngikutin juga, terkena virusnya. Untuk pertama kalinya, gue sengaja nonton. And It was all alone. Gue sengaja nonton jam sepuluh malam sampai jam satu. (super niat sepanjang masa wkwkw)
Sumber: wikipedia.org


Gue panasaran, apa sih kelebihan film ini, selain motion effect-nya yang sudah tidak diragukan lagi ala high tech Hollywood? dalam sejarah perfilman Marvel, Endgame menjadi film dengan durasi terlama; 3 jam 2 menit.

Well, gue coba kupas hikmah ceritanya. (Biar bikin kita lebih bijak hehe)

The first thought that came up after watching this was 'there's always a sacrifice behind a victory.' Selalu ada pengorbanan di setiap kemenangan.

Hero mengerbankan dirinya dalam film ini. Pertama, Black Widow atau Natasha. Demi mendapatkan Soul Stone, salah satu Infinity Stone, Nat rela menukarkan jiwanya. Karena syarat untuk mendapatkannya adalah harus ditukar dengan nyawa (soul).


Kedua, Tony Stark alias Ironman. Toni sudah hidup bahagia bersama Pep dan anak mereka. It's been perfect family. Memang awalnya, dia ragu ketika diajak untuk membuat Time Travel Machine untuk mengumpulkan kembali Infinity Stone. Dia tahu benar risiko terburuknya adalah kematian sehingga harus meninggalkan keluarga kecilnya.

Namun, dia tidak mau tinggal diam ketika ada kesempatan untuk mengembalikan setengah populasi dunia termasuk para hero. Tony membuat desain mesin waktu dengan komputer hologramnya. And he did it. Dia berhasil mengembangkan mesin itu. Namun, naas. Di akhir pertarungan, dia merelakan diri untuk mengeluarkan energi dari Infinity Stone. Nyawanya melayang. Suasana bioskop menjadi syahdu. Banyak penonton yang mewek saat dia meninggal dan funural-nya. (gue juga)

Hikmah kedua adalah Itsar atau mendahulukan orang lain. Itu jelas terlihat ketika Clint dan Nat saling ingin menjadi korban. Mereka berdua saling menjatuhkan agar bisa mengorbankan nyawa. Karena persahabatan mereka, mereka tidak mau sahabatnya yang menjadi tumbal. Kemudian, Toni yang rela mengorbankan diri untuk orang banyak.

Ketiga, hikmahnya adalah kerja sama tim. Team work dengan kapasitas masing-masing. Kapten Amerika dengan leadershipnya mampu memimpin semua tim. Mereka membagi tim untuk mengambil semua Infinity Stone di tempat dan ruang waktu yang berbeda. Semua hero memaksimalkan perannya. Semua distrategikan. Di sini juga kita dapat pelajaran, kebaikan yang teroganisir bisa mengalahkan keburukan.

Keempat, jangan sia-siakan kesempatan dan harapan sekecil apapun. Ketika Scout Lang alias Ant-Man muncul dan mengutarakan teori mesin waktu. Kapten Amerika dan tim langsung membahas kemungkinannya. Mereka langsung berstrategi dan membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing. Tim pun segera tahu siapa yang sanggup membuatnya, yaitu Tony Stark dan DR. Bruce alias Hulk.



Kelima adalah perjuangan untuk cinta dan keluarga. Gue lihat mereka semua punya pasangan dan keluarga. Di adegan pertama, bisa dilihat Clint yang sedang bermain bersama anaknya. Dia begitu frustasi ketika keluarganya hilang. Kemudian Scout Lang yang juga langsung mencari anaknya ketika keluar setelah terperangkan dalan Time Paradox (eh, bener gak sih hehe).

Belum lagi, Toni yang tadi sudah dibahas. Dia mempersiapakan video untuk anaknya dan Pep. Ungkapannya kepada putri kecilnya, 'I love you 3000'  menjadi quote ungkapan cinta seseorang kepada orang lain.  Kapten Amerika juga menunjukan perjuangannya untuk mendapatkan cintanya kepada Peggy. Dia rela kembali ke masa lalu kemudian tinggal bersama Peggy. Dia kembali dalam keadaan sudah tua.

Keenam, jagat raya ini luas. Di film Endgame ditunjukan bahwa jagat raya ini bukan hanya bumi saja. Hikmah betapa kecilnya manusia dan begitu besarnya kuasa Tuhan (bagi yang percaya Tuhan ada ya). Film ini memang semi fantasi. Tapi tempat di bumi itu actual dan adanya planet lain juga actual. Tapi, bukan planet yang di film ini.

Terakhir, ketujuh, gue menyoroti Thor yang frustasi dan tidak sabar menahan amarah. Di scene pertama, dia langsung memenggal Thanos. Padahal, tujuan menangkap Thanos adalah mencari peluang untuk mendapatkan Infinity Stone sekaligus menghukumnya. Jadinya, tidak ada informasi yang didapat dari Thanos. Karena frustasi, Thor juga menjadi gendut dan berkurang perfomanya sebagai pahlawan.

Itu saja dari gue. Mungkin masih banyak ya hikmah lainnya. Salah satunya, kali aja ada yang dapet jodoh pas nonton ampe tiga jam itu. Hahahaha



Comments

Popular posts from this blog

Memaafkan Diri Sendiri

Merdeka Belajar Meski Covid-19 Mengakar

Puisi Buat Teteh