The Naked Traveler : Buku Asyik Ngajak Jalan-Jalan

Dua hari yang lalu saya habis melahap postingan blog Trinity yang dibukukan. Mau tahu saya baca buku cetakan yang ke berapa? Cetakan ke-26! Keren! Awesome. Amazing, dan banyak lagi. Saya mengetahui buku ini yang katanya menarik ketika tengah mengikuti Kampus Fiksi Goes To Bandung yang diselenggarakan oleh @edi_akhiles. Saya pun tertarik untuk melihat buku ini dan rela merogoh saku untuk membayarnya.

Source : id.wikipedia.org
Buku yang diterbitkan oleh C Publihing (PT. Bintang Pustaka) dan didistribusikan oleh Mizan Media Utama ini bersampul biru dengan gambar garis-garis jalan dalam peta yang judulnya dicetak merah yang digambarkan tertera di Travelcard. Buku ini juga disertai dengan endorsement dari mana-mana. Dari mulai majalah sampai penulis backpacker asal Hongaria.
Buku ini dituturkan dengan gaya tulisan pop. Itu yang ditulis oleh salah satu endorser, Detik.com. Dan memang asyik sekali ketika membacanya. Hanya saja isinya cocok untuk pembaca dewasa.
Buku ini dibagi ke dalam tujuh bagian : AIRPORT, ALAT TRANSPORTASI, LIFE SUCKS, TIPS, SOK BERANALISA, ADRENALINE, dan UPS. Masing-masing bagian berisi beberapa judul.
Di bagian pertama berisi tentang bagaimana perjalanan dari airport ke airport, bagaimana kisah gokilnya di judul petama--Ketemu "Malaikat" di Airport, Trinity menuturkan ketika ada harga ada mutu. Maskapai mahal otomatis pelayanannya juga bagus. Pelayanan tergantung juga dari kelas apa yang dipilih. Trinity dengan asyiknya menceritakan pengalamannya ketika harus menginap di Airport transit. Di Changi, Singapura, Trinity menginap di spot khusus perokok dengan memanfaatkan bangku panjang dan "AC" alias angin cepoi-cepoi. Dia dibangunkan oleh sebuah cahaya yang sangat terang, namun dia tak berani membuka mata pada awalnya karena menyangka itu adalam malaikat pencabut nyawa. Dengan kagetnya dia langsung mengingat semua dosa yang telah dilakukannya dan berharap jangan dicabut nyawa pada waktu itu. Akhirnya, dia pun memberanikan diri membuka mata. Ternyata itu adalah sinar dari pesawar yang terbang rendah!
Di judul kedua--Menunggu sama dengan Makan-- di bagian pertama Trinity memberitahu pengalamannya bagaimana cara mengahabiskan waktu menunggu di bandara. Bagi yang memiliki kartu kredit bisa memanfaatkan Lounge yang disediakan oleh penyedia kartu kredit dan bagi yang tak memiliki menunggu di restorang di bandara. Pernah suatu hari Trinity harus tidur di lantai bandara karena harus menunggu berjam-jam akibat gangguan Tower Control Bandara.
Trinity menuturkan perjalananya ke negara yang tidak biasa. Seperti yang ditulis di bagian SOK BERANALISA di judul Dimana Andorra? dan di bagian ADRENALINE di judul Palau : Negara Hiu. Dua negara ini jelas sekali tidak terkenal. Namun, dengan perjalan ala backpacker, Trinity merasa tertantang untuk mendatangi kedua negara tersebut.
Dalam buku ini juga ada selipan pelajaran dimana home sweet home itu berlaku. Semaju-majunya negara yang dikunjungi tetap Indonesia adalah negara yang paling indah dan enak untuk dinikmati dengan matahari sepanjang tahun, seperti diceritakan dalan judul Arti Hidup di Negara Tropis. Apalagi, ketika berkinjung ke nagara yang lebih miskin.
Melalui buku ini juga,pembaca diajak untuk menyadari bahwa begitu luas dunia ini. Banyak sekali tempat yang dapat memberikan ilmu selain hiburan tentunya. Dengan berpergian ala backpaker siapa saja sebenarnya bisa jalan-jalan. Dan di buku ini diberitahukan bagaimana tips melakukan travel ala backpacer.
Dan satu lagi, seindah-indahnya suatu negara kalau tidak bisa mengelola dengan baik potensi pariwisatanya maka tak ada devisa yang bisa dihasilkan melalui sektor itu alias keindahan itu tak ada yang mengenali. Sebaliknya sesederhana suatu negara kalau dikelola dengan baik potensi pariwsatanya maka akan sebaliknya, negara akan mendatkan devisa dan manyarakat akan terbantu perekonomiannya dengan adanya turis yang datang. Seperti yang terjadi di Puerto Rico, abgaimana pohon pisang bisa dijadikan objek wisata!
So, membaca buku ini memberikan banyak benefit dan tentunya juga menghibur. Namun sayangnya,  buku ini sebaiknya dibaca oleh orang dewasa dan kalaupu oleh remaja sebaiknya didampingi karena ada part dimana Trinity secara terang-terangan menceritakan bagaimana dunia malam di suatu negara.

Comments

Popular posts from this blog

Memaafkan Diri Sendiri

Merdeka Belajar Meski Covid-19 Mengakar

Puisi Buat Teteh