Naik Angkot di Era Digital, Why Not?

Hari semakin sore. Angka di jam tangan sudah menunjukan angka lima lebih. Biasanya saya naik Damri ke Kampus. Kendaraan umum paling murah. Namun, angka lima berarti tanda Damri Jurusan Ledeng-Leuwi Panjang sudah tidak ada. Beberapa angkot berhenti di depan menawari naik.

Saya agak bingung sebenarnya. Di hati terbersit inginnya naik ojek online. Namun, harga yang berpuluh-puluh ribu memupus keinginan itu. Jarak tempat kerja di Gegerkalong ke tempat kuliah di Leuwi Panjang bukan jarak yang pendek. Saya harus merogoh kantong sekitar 30 ribu untuk sampai ke sana. 

Sumber: blog.mamikos.com

Keinginan naik ojek online semakin hilang ketika menyadari cuaca sedang mendung. Terbayang di kepala, bagaimana kalau di tengah jalan ketika di atas ojek online turun hujan. Baju bisa basah kuyup. Belajar di kampus dalam keadaan kuyup merupakan pilihan konyol.

Akhirnya, saya putuskan naik angkot. Ke kantong hemat. Kalau hujan turun di tengah jalan, baju tetap kering. Waktu di angkot pun masih bisa dimaksimalkan dengan membaca beberapa materi berformat PDF di telepon pintar.

Demikian sekelumit cerita saya beberapa waktu lalu. Mungkin bagi sebagian orang ojek online atau mobil online bisa jadi pilihan karena kemudahan yang diberikan. Seperti dijemput di titik sesuai keinginan. Tapi, bandingkan harganya dengan angkot. Jauh! naik angkot bisa jauh lebih hemat. Karenanya naik angkot di era digital, kenapa tidak? 

Waktu perjalanan di dalam angkot pun bisa dimaksimalkan. Selain seperti yang saya lakukan, waktu perjalanan pun bisa digunakan untuk melakukan hal-hal bermanfaat lainnya. Bagi yang jualan online, bisa sambil jualan.  Bagi yang lain, bisa meng-update berita di telepon pintarnya. 

Ada satu hal yang hanya bisa dilakukan di angkutan umum, seperti angkot. Apa itu? Di dalam angkot kita juga bisa mendapat kenalan baru, kemudian mengobrol. Bahkan, mungkin bisa mendapat jodoh di angkot. :D.

Ohw Iya, naik angkot juga bisa langsung masuk ke angkotnya. Tidak perlu memesan kemudian menunggu. Kecuali angkot rentalan. Bahkan, angkot bisa langsung di rental di jalan. Penumpang tidak perlu menunggu beberapa menit sampai ojek onlinenya datang. Namun, memang angkot masih banyak yang mengetem terlalu lama, padahal biasanya setiag trayek angkot ada waktu yang sudah disepakati lamanya mengetem.

Ketika di dalam angkot, seringkali saya juga melihat para pedagang keliling yang juga naik angkot. atau ibu-ibu ke pasar yang penuh semangat menentang belanjaannya.  Biasanya usia mereka sudah tidak muda lagi. Itu semua semakin membuat saya juga semangat.


Jadi yuk naik #angkotbandungnow #naikangkotbdgseru 

Comments

Popular posts from this blog

Merdeka Belajar Meski Covid-19 Mengakar

Puisi Buat Teteh

Memaafkan Diri Sendiri